Manuscript Al-Quran in Madura: Analysis of Ornamental in Manuscript Al-Quran Mss 4322
DOI:
https://doi.org/10.24191/ijad.v7i2.1060Keywords:
Al-Quran Manuscript, Madura, Analysis, Ornamental, MSS 4322Abstract
One of the uniqueness found in the old al-Quran in the archipelago is its luxury with the beauty of decorative illumination art. Ornaments found in the Quran are usually only found in the front, middle and end of the Quran. Each decoration sketched on the manuscript has its own meaning and is related to the life of the local community. Therefore, this article aims to introduce an al-Quran manuscript originating from Madura Indonesia and then explain in detail the characteristics and types of decoration found in the al-Quran manuscript MSS 4322, which has been collected in the National Library of Malaysia. This study uses analysis methods based on library research and secondary materials such as books, manuscripts and journal articles. Interviews also conducted to obtain data related to decorative illumination art information on manuscripts. The findings show that the manuscript al-Quran MSS 4322 originates from the country of Madura, Indonesia. This is because the names of Pangeran Jimat and queen Tirtonegoro are written on the manuscript of the Qur'an, who were rulers in Sumenep, Madura in the 18th century AD. This research also shows manuscript writing using daluang paper with a neat, attractive and consistent manuscript writing model written in a three-line frame with a combination of red and black. The illumination is very beautiful with the drawing of spiral leaves as a result of the combination of various colors. Hardcover is thick, using leather from a tree carved with a floral patterned drawing according to the "block" plated with copper and gold powder on the leather and flaps of the volume. Findings show that the author proposes that this manuscript can be digitized as a scholarly heritage so that it will last a long time while also helping the community to more easily access it in a digital form that is sustainable in nature. In conclusion, the ornamentation in this al-Quran manuscript is a masterpiece that will elevate the dignity of the decorative art of previous scholars' hand-drawn academically and more authoritatively to the digital generation, especially in the field of creative art of Islamic cultural heritage, especially in Malaysia.
Abstrak
Salah satu keunikan yang terdapat pada al-Quran lama di Nusantara adalah mewahnya dengan kecantikan seni hias iluminasi. Ragam hias yang terdapat pada al- Quran kebiasaannya hanya terdapat pada bahagian hadapan, tengah dan akhir al-Quran. Setiap hiasan yang dilakarkan pada manuskrip membawa maksud tersendiri dan berkaitan dengan kehidupan masyarakat setempat. Oleh hal yang demikian, artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan sebuah manuskrip al-Quran yang berasal dari Madura Indonesia seterusnya menjelaskan secara terperinci berkenaan ciri-ciri dan ragam hias yang terdapat pada manuskrip al-Quran MSS 4322, yang telah menjadi koleksi di Perpustakaan Negara Malaysia. Kajian ini menggunakan kaedah analisis kandungan berdasarkan kajian perpustakaan dan bahan sekunder seperti buku, manuskrip dan artikel jurnal. Temu bual bersama pakar juga dijalankan bagi memperolehi data berkaitan maklumat seni hias iluminasi pada manuskrip. Dapatan kajian yang diperolehi menunjukkan manuskrip al-Quran MSS 4322 berasal dari negara Madura, Indonesia. Hal ini kerana tertulis pada manuskrip al-Quran nama Pangeran Jimat dan ratu Tirtonegoro yang merupakan pemerintah di Sumenep, Madura pada kurun ke-18 Masihi. Penelitian ini juga menunjukkan tulisan naskhah menggunakan kertas daluang dengan model tulisan gaya naskhi yang kemas, menarik dan konsisten ditulis dalam bingkai bergaris tiga dengan kombinasi warna merah dan hitam. Iluminasinya sangat indah dengan lukisan lingkaran daun hasil daripada kombinasi pelbagai warna. Jilidannya tebal, menggunakan kulit daripada pokok kayu yang diukir dengan lukisan bermotifkan flora yang berkerawang mengikut “block” nya disadur tembaga dan serbuk emas pada kulit dan kelepek jilidan tersebut. Daripada dapatan kajian ini, penulis mengemukakan cadangan supaya manuskrip ini dapat digitalkan sebagai warisan ilmuan supaya ianya kekal lama di samping membantu masyarakat untuk lebih mudah mengakses dalam bentuk digital yang lestari sifatnya. Konklusinya, ragam hias dalam manuskrip al-Quran ini merupakan karya agung yang akan meninggikan martabat seni hiasan hasil lukisan tangan ulama terdahulu secara akademik dan lebih berautoriti kepada generasi digital khususnya dalam bidang seni kreatif warisan budaya Islam, khususnya di Malaysia.